Teknik SEO yang Harus Dihindari

Teknik SEO yang Harus Dihindari

Konflik kepentingan antara artistik dan konsep marketing versus SEO hampir selalu muncul dalam setiap pengembangan website. Kebanyakan mudah dicarikan jalan keluarnya, tetapi ada juga yang lumayan rumit. Bahkan ada yang kemudian terpaksa kita terima sebagai kelemahan website kita, sehingga kita perlu “berkorban” lebih banyak pada hal yang lain untuk mengkompensasinya.

Teknik SEO yang Harus Kita Hindari

Mungkin kita bisa berkorban dengan copywriting, sehingga isi website kita lebih banyak. Menulis lebih banyak artikel dengan link ke website kita, sehingga website kita mendapatkan backlink lebih banyak. Ada juga yang mengambil jalan pintas dengan mengaplikasikan apa yang populer sebagai blackhat SEO.

Pada prinsipnya praktek blackhat SEO ini adalah menghalalkan segala cara untuk mendapatkan ranking yang tinggi, umumnya dilakukan dengan cara “mengelabui” mesin pencari, membuat mesin pencari menganggap website sebagai sumber informasi yang relevan dan bernilai tinggi, sehingga layak mendapat ranking yang tinggi.

Banyak pelaku bisnis online bahkan yang berskala besar dengan sengaja melakukan praktek ini, menyebabkan websitenya mendapatkan ranking yang tinggi untuk kata kunci yang ditargetkan, meskipun sebenarnya isi websitenya sama sekali tidak relevan dengan kata kunci tersebut. Umumnya mereka memang mengejar keuntungan sesaat, begitu “tertangkap” mereka sudah siap dengan website yang lain.

Jika tujuan anda dalam berbisnis online adalah jangka panjang, hindarilah teknik seperti ini. Karena meskipun mungkin berhasil, anda hanya akan menikmati keberhasilan itu sesaat saja. Segera setelah mesin pencari mendeteksi “penipuan” yang anda lakukan, bukan hanya penurunan ranking yang anda dapatkan sebagai hukuman.

Berikut adalah beberapa teknik yang sering dipakai. Saya sengaja memakai istilah dalam Bahasa Inggris, karena memang sangat populer. Paling tidak ini dapat membantu anda jika ingin melalukan riset online untuk lebih mendalaminya.

Domain Cloaking

Selintas mungkin anda melihat teknik ini sebagai gagasan yang cemerlang. Konsepnya adalah dengan membuat dua versi yang berbeda dari tiap halaman website. Jika halaman website tersebut diakses pengunjung biasa, akan ditampilkan halaman yang cantik dan menarik. Tetapi jika halaman website tersebut diakses oleh robot mesin pencari, akan ditampilkan isi yang saking doiptimasinya untuk keperluan SEO, mungkin menjadi sangat tidak menarik dan tidak bisa dimengerti oleh pengunjung biasa. Jadi singkatnya teknik ini mengejar ranking yang tinggi di SEO dengan tetap memberikan tampilan yang menarik bagi pengunjung biasa.

Secara teknis modal utamanya adalah serangkaian program yang dapat mendeteksi pengunjung, apakah pengunjung biasa atau robot mesin pencari. Jika terdeteksi bahwa yang berkunjung adalah robot mesin pencari, akan di arahkan ke halaman khusus yang dioptimasi habis-habisan.

Masalahnya adalah saking banyaknya pelaku, sekarang kebanyakan mesin pencari sudah memiliki kemampuan untuk mendeteksi praktek ini. Tidak ada lagi tenggang sukses untuk dinikmati sebelum “tertangkap”. Begitu terdeteksi bukan cuman satu halaman tapi seluruh website akan di black-list.

Bukan hanya batal dibaca dan diindeks, tetapi halaman lain dari website yang sama dan sebelumnya telah terindeks pun akan dikeluarkan. Lebih parah lagi, website tersebut tidak akan pernah dikunjungi lagi. Jadi meskipun anda menyadari telah “tertangkap” dan kemudian insyaf dan memperbaiki website anda, sudah terlambat. Selin itu, Hindari Menyembunyikan Teks dan Tautan

Duplicate Content

Dalam membangun sebuah website, isi dalam bentuk teks dari website sering menjadi hambatan yang sangat serius. Jika anda sendiri bukan penulis, mungkin anda harus membuang uang dalam jumlah besar untuk membayar penulis. Jika anda ingin memiliki website yang memiliki 100 halaman, maka anda harus menulis sebanyak sebuah novel. Jika anda bukan Mira W yang mampu menuangkan imajinasinya dalam kata-kata, atau Hermawan Kartajaya yang mampu menuangkan pemikirannya dalam bentuk makalah atau buku, apa yang akan anda lakukan?

Banyak yang mengambil jalan singkat dengan mencuri isi website website lain untuk mengisi websitenya sendiri. Sadar Bung! Google, Yahoo, dan MSN diciptakan di Amerika, bukan di Indonesia atau China. Mesin pencari sangat menghargai hak cipta. Ini praktek yang sangat berbahaya. Lebih jauh, meskipun anda tidak melanggar hak cipta misalnya karena anda mendapatkan ijin dari pemilik website yang isinya anda ambil, mesin pencari tetap tidak menyukai praktek ini. Karena mereka tidak ingin menampilkan deretan hasil pencarian yang ternyata setelah dikunjungi isinya sama semua.

Untuk menjamin hal ini, mesin pencari melengkapi diri dengan sistem pendeteksi yang relatif canggih. Diantaranya dengan mendeteksi “kesegaran” isi. Jika robot menemukan halaman website yang isinya sama dengan beberapa yang telah ditemukannya sebelumnya, akan dipilih siapa yang pertama memilikinya. Sisanya akan dianggap sebagai duplikat, nilainya akan diturunkan atau bahkan tidak diindeks sama sekali.

Umumnya mesin pencari mengkategorikan duplicate content menjadi 4 kelompok:

1. Artikel dengan distribusi luas.

Satu artikel dapat muncul dalam banyak website yang memiliki topik yang terkait. Umumnya ditulis oleh orang yang memang ingin tulisannya dipublikasikan seluas-luasnya. Beberapa contoh diantaranya press release, artikel mengenai pengalaman tertentu, dll. Meskipun tidak mengandung konflik hak cipta karena penulisnya memang ingin tulisannya diduplikasi, tetapi betapa pun pentingnya suatu tulisan, jika ratusan kali muncul di berbagai website, tetap ada kemungkinan dianggap sebagai duplikasi dan kemungkinan diindeks semakin kecil.

2. Deskripsi produk untuk toko online.

Biasanya produsen mengijinkan toko online yang menjual produknya, mengambil deskripsi produk dari websitenya, untuk ditampilkan di website toko online tsb. Hampir semua deskripsi produk tidak diindeks oleh mesin pencari kecuali yang ditampilkan pada website produsen. Ini merupakan bentuk komitmen mesin pencari pada pemakai. Mesin pencari memang dirancang untuk “meloncati” deskripsi produk. Meskipun demikian efeknya hanya sampai disitu saja, tidak menyebabkan website toko online ybs. mendapatkan “hukuman” seperti dikeluarkan dari indeks.

3. Duplikasi halaman website.

Tanpa tujuan negatif, kadang-kadang terjadi duplikasi halaman website, misalnya jika informasi yang sama diakses dari halaman yang berbeda. Misalnya jika anda memiliki halaman website berisi resensi buku berjudul The Linux Book, topik isinya mengenai Sistem Operasi Linux, ditulis oleh David Elboth, diterbitkan oleh Prentice Hall. Ada kemungkinan konstruksi website menyebabkan resensi buku tersebut bisa anda akses sebagai halaman berbeda jika anda mengaksesnya dari daftar topik, penulis, atau penerbitnya. Umumnya ini hanya menyebabkan mesin pencari hanya meng-indeks yang pertama ditemukan.

4. Isi “curian”.

Adalah praktek dimana halaman website diisi dengan bahan yang diambil dari website lain, umumnya tanpa ijin pemiliknya, mungkin dengan sedikit sentuhan ulang sehingga nampak berbeda. Mesin pencari memiliki kemampuan untuk mendeteksinya. Praktek ini sangat berbahaya, bukan cuma halaman tersebut tidak diindeks, bisa juga menyebabkan secara keseluruhan website tidak diindeks dan tidak dikunjungi lagi. Saya menyarankan untuk tidak mengambil langkah ini meskipun anda mendapatkan ijin dari pemilik website yang isinya anda ambil. Alasannya sederhana saja: dari mana robot mesin pencari tahu kalau anda mendapat ijin?

Hidden Pages

Maksudnya adalah halaman yang dioptimasi buat mesin pencari, dan hanya ditujukan agar “dilihat” oleh mesin pencari, tetapi “disembunyikan” dari pengunjung biasa. Teknik”menyembunyikan” nya bisa berbagai macam. Paling mudah adalah dengan membuat link yang tidak menarik mata pengunjung dari homepage menuju halaman dimaksud.

Jika anda memilikinya dan kebetulan belum mendapatkan “hukuman” dari mesin pencari, segeralah buang. Karena hanya tinggal masalah waktu saja sebelum mesin pencari menemukannya.

 

Teknik SEO yang Harus Kita Hindari

About the Author: Lentera SEO

Cuma catatan kecil dari blogger amatir yang lagi belajar ngeblog

You May Also Like

Tinggalkan Balasan